Setiap ruang di
permukaan bumi memiliki ciri khas tertentu yang berbeda antara suatu wilayah
dan wilayah lainnya. Tidak ada satu lokasi pun yang karakteristiknya sama persis
antara satu dan lainnya.
Karateristik inilah yang kemudian menciptakan keterkaitan antarruang di permukaan bumi. Indonesia sebagai suatu wilayah di permukaan bumi juga memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan wilayah
lainnya. Dengan adanya perbedaan karakteristik ruang di permukaan bumi, maka setiap ruang dapat memiliki keterkaitan dengan ruang lainnya.
Pernahkah kalian pergi ke pasar
atau toko swalayan? Apakah semua barang yang dijual berasal
dari daerah kalian?
Barang-barang apa saja yang dihasilkan dari daerah kalian dan barang-barang apa yang didatangkan dari daerah lainnya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut
lakukanlah aktivitas kelompok berikut ini!
Perbedaan karakteristik ruang tersebut menyebabkan adanya interaksi antarsatu ruang
dengan lainnya,
karena setiap
ruang membutuhkan ruang
lainnya untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Contohnya, wilayah pegunungan umumnya merupakan penghasil sayuran, sedangkan daerah pesisir menghasilkan ikan laut. Penduduk daerah pantai membutuhkan sayuran dari daerah pegunungan dan sebaliknya penduduk dari daerah
pegunungan membutuhkan ikan dari penduduk daerah pantai. Kedua wilayah kemudian saling berinteraksi melalui aktivitas perdagangan.
Interaksi antarruang dapat berupa pergerakan orang, barang, informasi dari daerah asal menuju daerah
tujuan. Menurut
Bintarto (1987) interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya
timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku, baik melalui kontak
langsung atau tidak langsung. Interaksi
melalui kontak langsung
terjadi ketika seseorang datang ke tempat tujuan. Interaksi tidak
langsung terjadi melalui
berbagai cara misalnya
dengan membaca berita,
melihat tayangan di televisi dan lain-lain.
Interaksi dapat terjadi dalam bentuk perjalanan menuju tempat kerja, migrasi, perjalanan wisata, pemanfaatan fasilitas umum,
pengiriman informasi atau modal, perdagangan internasional, dan lain-lain. Interaksi dalam bentuk pergerakan manusia disebut mobilitas penduduk, interaksi
melalui perpindahan gagasan dan informasi disebut
komunikasi, sedangkan interaksi
melalui perpindahan barang atau energi disebut transportasi. Interaksi tersebut terjadi jika ongkos untuk
melakukan interaksi antar
daerah asal dan tujuan lebih
rendah dari keuntungan yang diperoleh. Contohnya, seorang yang pergi tempat kerja karena penghasilannya mampu menutupi ongkos
yang dikeluarkannya.
Ada beberapa kondisi
saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi (complementarity), kesempatan antara (intervening
opportunity) dan keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability) .
1. 1. Saling Melengkapi (complementarity atau Regional Complementary)
Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada wilayah-wilayah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya. Misalnya, wilayah Amerupakan penghasil sayuran, sedangkan wilayah B merupakan penghasil ikan. Wilayah A membutuhkan ikan, sedangkan wilayah B membutuhkan sayuran. Jika masing-masing memiliki kelebihan (surplus), maka wilayah A melakukan interaksi dengan wilayah B melalui aktivitas perdagangan atau jual beli. Wilayah A ini misalnya Daearah Tangamus, dan Wilayah B misalnya wilayah Kalianda.
Gambar
1.1. Saling melengkapi antarwilayah dengan sumber daya yang berbeda.
2. Kesempatan Antara (Intervening Opportunity)
Kesempatan antara merupakan suatu lokasi
yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai
tempat asal maupun tempat tujuan.
Jika seseorang akan membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk
memperoleh produk tersebut. Contohnya, Wilayah A biasanya membeli
ikan ke wilayah B, namun kemudian diketahui ada wilayah C yang juga penghasil ikan. Karena Wilayah C jaraknya lebih
dekat dan ongkos
transportasinya lebih murah, para pembeli ikan dari wilayah A akan beralih
membeli ikan ke wilayah
C. Akibatnya, interaksi antara wilayah A dengan B melemah.
Wilayah A ini misalnya Daearah Tangamus, dan Wilayah B misalnya wilayah Kalianda, dan Wilayah C misalnya Teluk Betung.
Keterangan:
Gambar 1.2. Melemahnya interaksi karena adanya intervening oppurtunity.
3. Kemudahan Transfer (Transfer Ability)
Pengangkutan barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut harus lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Jika biaya tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang tidak akan terjadi. Kemudahan transfer dan biaya yang diperlukan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang menghubungkan daerah asal dan tujuan. Jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai akan mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi karena biaya untuk mencapainya juga akan lebih mahal. Sebagai contoh, seseorang akan menjual sayuran dari wilayah A ke wilayah B, namun jalan menuju wilayah B mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa dilalui. Akibatnya, orang tersebut tidak jadi menjual sayuran ke wilayah B. Misalnya orang ingin menjual sayuran ke daerah Rawajitu, namun karena jalananya rusak maka tidak jadi menjual sayuran kesana.
No comments:
Post a Comment